Sabtu, 14 April 2012

PERMASALAHAN SAMPAH DAN PENGELOLAANYA


PERMASALAHAN SAMPAH DAN PENGELOLAANYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Taksiologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Lianah, M. Pd




 









Disusun oleh :
Lya Fatihatun Nimah        ( 113811006)
Hafidz Riza Nandari          (113811029)
Wakhida Amalia                 (113811038)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
I.             PENDAHULUAN
            Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat.[1] Selain itu ada pula yang mendefinisikan sampah sebagai  material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.[2] Sampah dapat dibedakan berdasarkan sifatsifat biologis dan kimianya yaitu sampah yang membusuk, sampah yang tidak membusuk, sampah yang berupa debu dan sampah yang berbahaya.
Sampah menimbulkan banyak permasalahan baik di lingkungan maupun bagi kesehatan. Dalam lingkungan misalnya, sampah akan mengganggu pemandangan jika keberadaanya melebihi batas dan tidak dikelola dengan baik. Selain itu dalam kesehatan sampah merupakan sumber dari berbagai penyakit karena didalam sampah terjadi pembusukan.
Selama ini sampah menjadi permasalahan yang sulit ditangani karena setiap hari dari berbagai aspek akan menghasilkan bahan bahan yang sudah tidak dikehendaki yang di sebut sampah terutama sampah rumah tangga dan industri. Sedangkan pembusukannya berlangsung dengan waktu yang cukup lama. Hal ini akan menjadikan sampah menumpuk. Selain itu, banyak faktor  yang menambah jumlah sampah di lingkungan. Untuk itu, diperlukan upaya pengelolaan sampah yang baik agar sampah tidak menjadi hal yang akan berdampak buruk baik di lingkungan maupun bagi kesehatan.
Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menguraikan tentang factor – faktor yang mempengaruhi sampah, dampak yang timbulkan dan cara pengelolaan sampah yang baik.

II.          RUMUSAN  MASALAH
A.      Apa faktorfaktor yang mempengaruhi sampah atau limbah ?
B.       Apa dampak yang ditimbulkan dari sampah atau limbah ?
C.       Bagaimana cara pengelolaan sampah atau limbah dengan baik ?

III.      PEMBAHASAN
A.  FaktorFaktor yang Mempengaruhi Sampah atau Limbah
Sampah baik secara kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :
1.  Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertumbuhan penduduk.
2.  Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang. Kualitas sampah pun semakin banyak yang bersifat tidak mudah membusuk. Perubahan kualitas sampah ini tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan sampah. Kenaikan kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuanpembaharuan bangunan. Transportasi, produk pertanian dan industri  semakin bertambah dengan konsekuensi volume dan jenis sampah pun bertambah.
3.  Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam. Cara pengepakan dan produk yang dihasilkan pun semakin beragam pula.[3]

B.  Dampak yang Ditimbulkan oleh Sampah
Sampah yang karena jumlah, sifat kimia, fisika maupun mikrobiologinya dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas secara bermakna atau menyebabkan penyakit yang tidak reversible ataupun sakit berat yang reversible tetapi berpotensi menimbulkan bahaya sekarang maupun di masa yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik.[4]

Pengaruh sampah terhadap  kesehatan dapat dikelompokkan menjadi, efek langsung dan tak langsung. Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung terhadap tubuh dengan sampah tersebut. Misalnya sampah yang beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, sampah yang karsinogenik dan lainlain. Selain itu, adapula sampah yang mengandung bakteri pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sedangkan efek tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah yang tidak sesuai. Efek tidak langsung lainnya berupa penyakit bawaan vektor yang berkembang biak di dalam sampah. Sampah bila ditimbun sembarangan dapat dijadikan sarang lalat maupun tikus. Seperti diketahui, lalat adalah vektor dari berbagai gangguan pencernaan terutama perut. Begitu juga dengan tikus, yang menyebabkan penyakit pest.
Penyakit bawaan sampah sangat luas, dapat berupa penyakit menular, tidak menular dan adapula sampah akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain.[5] Selain menimbulkan berbagai macam penyakit sampah menyebabkan berbagai macam pencemaran salah satunya adalah pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga dan industri. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan bertambahnya limbah domestik yang selanjutnya menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Yang mendorong terjadinya petumbuhan masal mikrofita misalnya ganggang dan eceng gondok.[6] Seperti yang dapat kita lihat di sebuah sungai. Hal ini akan menyebabkan kehidupan yang berada dibawah air akan keracunan atau kekurangan oksigen karena eceng gondok mengambil pasokan oksigen dan menghalangi cahaya matahari masuk ke dasar sungai.
Produksi sampah yang besar merupakan dampak penting dalam pembangunan kota. Pengumpulan dan pembuangan sampah rumah tangga merupakan masalah yang besar. Tetapi, pemecahan yang memuaskan belum didapatkan.[7]


C.  Cara Mengelola Sampah atau Limbah dengan Baik
            Jenis sampah yang mudah membusuk pengelolaanya menghendaki kecepatan baik dalam pengumpulan maupun dalam pembuangannya. Orang harus mengangkut dan membuangnya ditempat yang aman dengan kecepatan yang lebih daripada kecepatan membusuknya dalam cuaca daerah tropis ini.
Jenis sampah yang tidak membusuk biasanya terdiri atas kertas, plastik, logam, gelas dan lainnya. Sampah ini jika memungkinkan didaur ulang sehingga dapat bermanfaat kembali, baik melalui proses ataupun secara langsung dimanfaatkan. Apabila tidak di daur ulang, maka diperlukan proses untuk memusnahkannya seperti pembakaran. Tetapi hasil dari pembakaran ini masih memerlukan penanganan lebih lanjut.
Jenis sampah yang berbentuk debu biasanya berupa debu sisa pembakaran, baik pembakaran bahan bakar ataupun sampah. Sampah seperti ini tidak membusuk tetapi dapat di manfaatkan untuk mendatarkan tanah atau penimbunan. Selama tidak mengandung zat beracun, maka debu ini tidak terlalu berbahaya terhadap lingkungan.[8]
Dalam pencemaran air sungai disebabkan oleh limbah industri, di desa tidak disediakan sistem riol (sistem pemipaan bawah tanah) yang digunakan untuk membuang sampah atau limbah rumah tangga dan industri ke sungai. Pabrik memang merencanakan untuk membuang sampah tetapi tidak membuat alat pengolahan limbahnya.[9]
Sedangkan untuk air limbah yang dihasilkan rumah tangga yang mempunyai jamban akan dihubungkan dengan sistem riol yang menampung semua air limbah. Secara keseluruhan di negara dunia ketiga sistem riol merupakan teknologi penyehatan yang sangat mahal, karena itu kebanyakan rumah tangga membuang ekskreta (tinja) dan limbah secara terpisah. Namun di perkotaan cukup banyak rumah tangga yang dihubungkan dengan  sistem saluran riol ini lalu bila dialirkan ke pertanian maka masalah yang menimbulkan pencemaran lingkungan dapat dihindari.[10]
Dibanyak daerah air limbah dianggap sangat berharga sehingga saluran riol dipercabangkan dan aliran air limbahnya dialihkan ke lahan pertanian. Kebiasaan seperti itu, yang sama sekali bukan umum tetapi tentu saja tidak sah dan mengandung bahaya yang besar bagi kesehatan dengan nyata menunjukkan manfaat yang terasakan dari penggunaan air limbah.[11]
Selain masalah air limbah diatas ada juga masalah limbah padat. Adapun teknik pembuangan sampah dapat dilihat mulai dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir sampah. Usaha pertama adalah mengurangi sumber sampah, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan :
1.      Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi sampah
2.      Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku
3.      Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah, misalnya pembungkus plastik diganti pembungkus kertas
Pengelolaan ditujukan pada pengumpulan sampah mulai dari produsen sampai tempat pembuangan akhir (TPA) dengan membuat tempat pembuangan sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan dan pengelolaan pada TPA.[12]
Adapun usaha pengelolaan sampah baik skala besar maupun kecil bila harus mencapai tujuannya yaitu lingkungan dan masyarakat yang sehat maka faktor utama yang harus diperhatikan adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mengerti dan mau berpartisipasi bila perlu harus berubah sikap sehingga bersedia membantu dengan cara mengurangi volume sampah, perbaikan kualitas sampah sampai pada penyediaan lahan untuk pemusnahan sampah.

Untuk mengelola pencemaran air dan udara yang berasal dari pabrik dapat direkomendasikan agar pabrik menerapkan prinsip eko-efisiensi dan minimisasi limbah. Usaha ini tidak selalu memerlukan biaya yang besar. Usaha ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu jangka pendek yaitu tindakan segera yang dapat dilaksanakan tanpa investasi yang tinggi dan yang kedua adalah jangka panjang dengan cara investasi yang tinggi. Akhirnya direkomendasikan untuk memasang alat penangkap atau pengolahan zat pencemar yang sesuai dengan jumlah limbah yang di minimasikan.[13]

IV.           KESIMPULAN
Sampah merupakan bahan yang sudah tidak digunakan maupun dimanfaatkan lagi. Sampah menimbulkan permasalahan baik lingkungan maupun kesehatan. Selama ini permasalahan sampah masih sulit ditangani karena jumlahnya semakin bertambah. Banyak faktor yang menyebabkan bertambahnya kuantitas maupun kualitas sampah mulai dari jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi dan kemajuan teknologi.
Untuk itu, dibutuhkan cara untuk pengelolaan sampah. Misalnya dengan mendaur ulang sampah yang sulit membusuk. Selain itu, partisipasi masyarakat untuk menangani masalah ini juga dibutuhkan dengan cara mengurangi volume sampah dan lainnya.

V.               PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, tentunya makalah ini jauh dari sempurna, kami sadar ini adalah proses dalam menempuh dari pembelajaran. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bisa membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

         Slamet, Juli SOEMIRAT, Prof, dr, MPH, Ph. D. Kesehatan Lingkungan. 2009. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
         Soemarwoto, Otto. Analisis Dampak Lingkungan. 2007. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
          Mara, Duncan dan Sandy Cairncross. Pemanfaatan Air Limbah dan Ekskreta. Bandung : ITB Bandung dan Universitas Udayana.


[1]  Prof. dr. Juli Soemirat Slamet, MPH, Ph.D, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 2009), hal. 152
[3]  Ibid, hal. 154
[4]  Ibid, hal. 154
[5]  Ibid, hal. 155
[6]  Otto Soemarwoto, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,
2007), hal. 47
[7]  Ibid, hal. 269
[8]  Op.cit, Juli Soemirat Slamet, hal. 153
[9]  Op.cit, Otto Soemarwoto, hal. 207
[10] Duncan Mara dan Sandy Cairncross, Pemanfaatan Air limbah dan Ekskreta, (Bandung : ITB Bandung dan
Universitas Udayana, 1994), hal. 33
[11] Ibid, hal. 35
[12] Op.cit, Juli Soemirat Slamet, hal. 157-158
[13] Op.cit, Otto Soemarwoto, hal.308

0 komentar:

Posting Komentar